BANJARNEGARA – Kondisi tanah yang labil disertai guyuran hujan membuat retakan di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa semakin parah. Akibatnya ratusan warga mengungsi. Selain itu, ibu hamil juga diungsikan dengan cara ditandu. Kepala Desa Bantar Kecamatan Wanayasa, Eko Purwanto menyebut pergerakan tanah membuat jalan ambles hingga 20 meter. Amblesnya jalan ini terjadi dalam dalam interval yang dekat.
“Gerakan terasa setiap detik setiap menit. Gerakan seperti gempa, terasa di dalam rumah dan di luar rumah,” kata dia, Rabu (10/1). Gerakan paling besar terjadi pada Selasa (9/1) pukul 23:11 malam. Pada pagi harinya, tanah masih terus bergerak. Sehingga dengan terpaksa, dia mengungsikan barang-barangnya ke balai desa. “Yang sangat memprihatinkan, Longsor membuat warga Dusun Sikenong Desa Bantar dan Desa Suwidak Kecamatan Wanayasa terisolir. Sebab jalur kendaraan satu-satunya menuju ke lokasi terputus. Kini sudah dibuat jalan alternatif sepanjang tiga kilometer. Namun harus ditempuh dengan berjalan kaki,” paparnya. Meskipun demikian, anak-anak sekolah tetap berangkat sekolah, terutama anak SMP dan SMA/SMK. Sedangkan siswa SD banyak yang memilih tidak bersekolah. Para siswa SMP maupun SMA sederajat tetap berangkat meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan berjalan kaki dan melalui jalan setapak. Agar lebih cepat, sejumlah anak potong kompas dengan melalui kebun salak. Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rahman menjelaskan sampai saat ini jumlah warga yang mengungsi sebanyak 450 jiwa. Warga yang mengungsi ini merupakan warga RT 1 dan RT 2 Dusun Pramen Desa Bantar. Warga dusun tersebut mengungsi karena longsor terjadi di wilayah mereka. Mereka kebanyakan mengungsi di tempat saudara yang masih berada di Dusun Pramen yang lokasinya lebih jauh dari titik longsor. Sedangkan warga lainnya memilih mengungsi di TPQ Desa Bantar. Kasat Pol PP Banjarnegara yang ikut membantu mengevaskuasi ibu yang hamil mengatakan ibu hamil yang dievakuasi dengan ditandu bernama Devi (29). Warga RT 3 RW 2 Dusun Sikenong Desa Bantar itu diperkirakan akan melahirkan pada 28 Januari 2018. Namun kemarin siang menunjukkan gejala akan melahirkan. “Tadi bukaan satu, jadi dievakuasi agar lebih dekat dengan pelayanan kesehatan,” paparnya.
(YD2DTP)
BANJARNEGARA – Kondisi
tanah yang labil disertai guyuran hujan membuat retakan di Desa Bantar
Kecamatan Wanayasa semakin parah. Akibatnya ratusan warga mengungsi.
Selain itu, ibu hamil juga diungsikan dengan cara ditandu. Kepala Desa
Bantar Kecamatan Wanayasa, Eko Purwanto menyebut pergerakan tanah
membuat jalan ambles hingga 20 meter. Amblesnya jalan ini terjadi dalam
dalam interval yang dekat.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/getaran-gempa-di-bantar-makin-terasa/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/getaran-gempa-di-bantar-makin-terasa/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
BANJARNEGARA – Kondisi
tanah yang labil disertai guyuran hujan membuat retakan di Desa Bantar
Kecamatan Wanayasa semakin parah. Akibatnya ratusan warga mengungsi.
Selain itu, ibu hamil juga diungsikan dengan cara ditandu. Kepala Desa
Bantar Kecamatan Wanayasa, Eko Purwanto menyebut pergerakan tanah
membuat jalan ambles hingga 20 meter. Amblesnya jalan ini terjadi dalam
dalam interval yang dekat.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/getaran-gempa-di-bantar-makin-terasa/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/getaran-gempa-di-bantar-makin-terasa/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
BANJARNEGARA – Kondisi
tanah yang labil disertai guyuran hujan membuat retakan di Desa Bantar
Kecamatan Wanayasa semakin parah. Akibatnya ratusan warga mengungsi.
Selain itu, ibu hamil juga diungsikan dengan cara ditandu. Kepala Desa
Bantar Kecamatan Wanayasa, Eko Purwanto menyebut pergerakan tanah
membuat jalan ambles hingga 20 meter. Amblesnya jalan ini terjadi dalam
dalam interval yang dekat.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/getaran-gempa-di-bantar-makin-terasa/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/getaran-gempa-di-bantar-makin-terasa/
Copyright © Radarbanyumas.co.id